~
Kesekian kalinya aku menunggu.
Sesuatu yang selama ini semu.
Tak kunjung hatimu bertamu.
Aku lelah, jalan kita selalu beradu.
Tangisku kala itu membasahi.
Basahi mantelmu yang biru putih.
Kau peluk aku untuk ikut mengiba.
Bukan membuat hatimu kembali tiba.
Kemanakah jalan kita dibawa?
Ku tanya itu, kau tertawa.
Tawamu ku tahu arti sedihmu.
Untuk apa masih paksa yang sudah mati, berlalu?
Ku tak mampu merasakan kita hidup.
Yang ada hanyalah udara tuk dihirup.
Tangis, tawa kita kini menjadi sayup.
Apakah benar ini sudah jelas 'kan tertutup?
Biruna~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hai! Kasih aku kritik dan saran yah biar aku makin banyak belajar dan berkembang. Terima kasih^>^