Kamis, 20 Maret 2025

Ulang

Perihal waktu, ada beberapa bagian hidup yang ingin ku ulang kembali. 

Menikmati setiap detik yang berlalu, bahagia, tidak ada suara tangis dan teriakan.

Aku ingin kembali menjadi anak kecil yang polos dengan senyum tulus sebelum aku tahu kotor dan jahatnya dunia.

Tapi aku sadar itu takkan pernah terjadi.

Aku sudah terlanjur lahir dan sudah jalan sejauh ini, meskipun aku tak tau 'aku' ada dimana?

Semua kenangan itu rasanya ingin ku lupakan.

Tapi sekeras apapun aku melupakan, sekeras itu juga hatiku menolak.

Orang-orang yang ku sayangi.

Kehangatan yang tertinggal di ujung jariku.

Semua kenangan itu tertinggal di dalam hatiku.

Demi Tuhan, aku tidak ingin kehilangan mereka.


Rabu, 15 Mei 2024

Pengharapan

Di jalan yang sudah ku lewati ribuan kali. Pohon yang meneduhkan itu masih tetap berdiri. Tetapi tidak dengan diri ini yang masih mencari jalan keluarnya. 

Aku wanita yang takkan pernah mengemis pada apapun. Namun sekarang aku berlutut, memandang langit dan berkata :

"Semesta, aku mulai merelakan semuanya kepada garis takdir. 
Tak ada lagi pemaksaan. Aku hanya memohon yang terbaik. 
Demi Tuhan, hanya Engkau yang paling mengerti diri ini. 
Jika permintaanku terlalu muluk, biarkanlah begitu adanya.
Aku hanya mau seseorang yang mau bersamaku selamanya. Bertumbuh dan bahagia sepanjang hidup. 
Lebih dari itu, sisanya aku yang menilai. 
Sekarang hatiku terlalu keras dihantam cinta. 
Hanya bisa berlindung agar tidak disakiti oleh siapapun lagi. 
Semoga, semesta meneruskan harapanku pada-Nya."

Rabu, 01 Mei 2024

Selamat Malam Jakarta

Selamat malam Jakarta. Ini malam terakhirku. Malam terakhir aku tertidur diatas kasur yang nyaman ini. Akan ku tinggalkan semua kenyamananku sementara disini. Nanti, aku pulang kembali.

Seperti yang ku janjikan kepada diriku sendiri. Aku takkan berhenti berkelana sampai aku menemukan 'rumah' ku. 

Tulisan kali ini aku persembahkan untuk diriku sendiri. Nantinya, seiring berjalannya waktu aku harap kamu mengerti dan paham apa yang aku maksud.

1. Mohon jangan hilang arah lagi. 
Ingat saat kamu menulis ini usiamu 21, dan nantinya tahun ini kamu akan beranjak 22 tahun. Sudah waktunya kamu menentukan tujuan hidupmu. Kamu yang punya hidupmu sendiri, Ra. Kamu belum terlambat. Kamu bisa memulainya dari sekarang. 

2. Hindari jatuh hati. 
Kita sama-sama tahu, aku dan kamu adalah orang yang kesepian dan butuh seseorang untuk menjadi rumah. Tapi untuk sementara waktu ini jangan dulu yah. Aku tahu percis rasa sakit patah hati yang kemarin seperti apa. Aku mohon kamu dapat mengingatnya. 

3. Jangan bergantung pada orang lain. 
Percaya sama dirimu sendiri ya. Kamu hebat. Apapun yang terjadi, ikuti apa kata hatimu. Kamu harus berdiri diatas kakimu sendiri ya, Ra. 

4. Sayangi diri kamu. 
Kamu sudah berjalan sejauh ini. Rasanya akan jahat sekali jika kamu menyakiti dirimu sendiri. Jadi janji ya jangan sering disakiti dirinya lagi? 

5. Selalu journaling.
Ingat, untuk tau arah hidupmu, kamu harus mengenal dirimu sendiri ya. Dan itu bisa dilakukan salah satunya dengan journaling

Sudah seperti itu dulu saja. Aku ingin menikmati hari terakhirku di Jakarta. 

Tunggu aku ya Jakarta ♡

Selasa, 23 April 2024

Aku, Tujuh Belas Tahun

Ini adalah suara hatiku yang paling nyaring dikumandangkan. Ini bukan sekedar aksara sederhana yang ku tumpahkan dalam secarik kertas dengan tinta hitam yang melekat. Ini adalah suara hati. 

Waktu memang cepat berlalu. Namun bukan berarti hari-hari esok mudah tuk dilalui. Tidak. Bukan berarti tahun depan ada di depan mata lantas ditangkap dengan mudahnya dengan tangan kosong sehingga berada di masa depan. Bukan seperti itu. 

Yang ku maksud, kita adalah bagian dari perjalanan waktu. Kita tak tahu, akan digiring kemana nasib kita nantinya; setidaknya untuk hari esok. Kita hanya pasrah, berharap belas kasih waktu untuk kebahagiaan hidup. 

Aku benci pasrah. Karena aku masih memiliki batas kesabaran yang tak terbatas. Aku masih memiliki cita dan cinta yang ingin ku wujudkan. Setidaknya itu semua yang membuatku hidup hingga detik ini. 

Untuk itulah aksara ini hadir memberi warna hidupku yang berisikan hanya hitam dan putih. Hidupku yang selalu sama tiap harinya selama tujuh belas tahun ini. 

**Aku menemukan tulisan ini di Diary yang ku tulis saat kelas 2 SMA, tahun 2019. Diary nya masih ku simpan sampai sekarang^^

Minggu, 21 April 2024

Lampu yang Mati

Semenjak kepulanganku; kurang lebih 6 bulan lamanya. Bisa terhitung oleh jariku, aku mematikan lampu kamar sebelum tertidur. 

Aku terlalu takut melakukan itu sendirian. 

Tetapi, patah hati yang pertama mengubah segalanya. Membuatku mati rasa akan rasa takut. Satu minggu lamanya semenjak perpisahan, aku mematikan lampu kamarku. Sederhana saja, aku berharap takkan pernah terbangun dalam tidurku. 

Sialnya, pagiku selalu terbangun dalam keadaan sulit membuka mata. Sangat sulit, sampai aku mencoba tertidur kembali; berharap pagi menjadi malam selalu. 

Dua minggu setelahnya, pelan-pelan rasa takutku kembali muncul. Aku kembali menghidupkan lampu kamar. Namun jika teringat kembali, rasa sedihku menguasai seisi kamarku, semuanya terasa gelap. Maka kuputuskan mematikan lampu kamarnya. Biarlah aku tertelan gelapnya malam itu. 

Sebetulnya aku tahu percis manfaat mematikan lampu selama tertidur. Selain takut akan gelapnya, sebenarnya aku juga takut terlalu nyaman. 

Ya, aku suka tidur dalam keadaan ruang yang gelap. Hanya saja sendiri, aku tak berani. Dan aku bisa se-nyaman itu jika tidur dalam keadaan gelap. Tak kenal waktu. 

Namun sebelum keberangkatanku, aku mau memuaskan diriku. Karena aku tau setelah ini kata 'nyaman' saat tertidur takkan pernah ada lagi. Untuk itu aku sudah berani mematikan lampu kamarku. Bagiku, itu bentuk sayang kepada diriku. 

Selamat malam, Jakarta. 

Sabtu, 20 April 2024

Surat Untuk Semesta | Vol. 1

Hai semesta, maaf aku hanya kembali jika sedang tersesat. Kali ini aku kembali bukan meminta arah. Aku hanya ingin kamu merestui jalanku. Dan mendengarkan keluh kesahku. 

Kembali lagi aku akan pergi keluar rumah. Ternyata aku memang masih belum bisa berdamai. Atau mungkin aku yang belum menemukan jalannya? Aku tak tahu. 

Kali ini sedikit berbeda, aku pergi untuk pulang. Ada harapan yang aku tinggalkan disini dan akan ku wujudkan. Serta ada seseorang yang menanti kepulanganku juga; semoga. 

Kalau ditanya berat atau tidak, aku mungkin akan langsung mengucurkan airmata ku tanpa perlu menjawabnya. Aku masih tak tahu arah. Tapi percayalah, pelan namun pasti, aku bisa menemukan tujuanku. Aku tahu didepan sana ada 'rumah' yang akan jadi tempat aku berlabuh. Bagaimana jika tidak ada? Aku yakin semesta akan membuka tangannya lebar-lebar untuk ku kembali. 

Semesta, perasaan ini pernah muncul beberapa tahun yang lalu. Mungkin kamu munculkan kembali untuk membuatku teringat kalau sampai di detik ini aku masih hidup dan tetap harus berharap. Berharap pada apapun itu. Dan kamu tahu aku masih hidup untuk apa, kan? 

Cukup sederhana alasanku masih bertahan untuk hidup. Ingin rasanya aku membuktikan ke dunia jika aku akan berhasil memiliki keluarga yang utuh, harmonis dan melahirkan anak-anak yang bahagia, baik serta cerdas. 

Di dunia yang katanya tidak adil ini, aku menuntut Tuhan untuk ijinkan aku membangun, memiliki dan memelihara keluarga kecilku nanti. Aku tahu tak cukup banyak pelajaran yang diajarkan mengenai keluarga padaku. Aku akan belajar. Mengupayakan semuanya dari sekarang. Bagaimana jika aku tidak ditakdirkan untuk itu semua? Tak masalah. Setidaknya aku pernah berharap dan bermimpi. 

Aku sadar untuk bisa ada disana, butuh waktu, dan juga pengorbanan. Semoga laki-laki yang nanti bersamaku, diberi kesabaran untuk sama-sama menanti hari itu tiba. Mampu berjuang bersama dalam keadaan suka maupun duka. Serta saling menjadikan satu sama lain tujuan akhir dari hubungan asmara, dan hanya satu-satunya. 

Aku mau hubungan itu bukan hanya direstui orang tua, keluarga namun juga yang melibatkan Tuhan. Aku serahkan sepenuhnya hubungan nanti pada Tuhan. 

Menyadari penuh bahwa semua hanya titipan, people come and go, aku hanya meminta yang terbaik oleh Tuhan. Aku akan selalu mengusahakan satu nama untuk ku langitkan namanya bersama do'a-do'aku. Namun hasilnya, aku serahkan pada Tuhan dan juga pada usahaku dan usaha dia. 

Seperti harapanku, lagu ini mewakili cita-cita dan do'aku, 'Nanti Kita Pergi Yang Jauh Ya' :

Nanti kita pergi yang jauh ya? 
Hirup udara bersih sedalam-dalamnya
Kita lihat air bening mengalir dari hulu ke hilir
Penuh warna hijau dan biru di latarnya 

Nanti kita pergi yang jauh ya? 
Kita mandi matahari sepuasnya
Kita menapak ke rumput tanpa alasnya
Melihat ternak tanpa penjaganya

Nanti saat semua sudah mereda
Sudah mereda
Kita bisa tidak di rumah saja
Tidak di rumah saja

Ajaibnya semesta ada disana
Kita jaga dan temui mereka

Semoga. Semoga. Semoga, nanti bisa seperti itu♡

Senin, 15 April 2024

Biru

Aku mencintai Biru; lebih dari sekedar warna yang luas. Maknanya begitu dalam bagiku. Biru untuk laut, biru untuk langit, dan terkadang biru untuk hatiku. 

Tak perlu bersusah payah mencarinya; jika rindu aku hanya perlu menatap langit. 

Aku bergumam, "di satu atap langit yang berwarna sama, sampaikan entah bagaimana caranya bahwa aku disini merinduinya."

Biru juga telah menghias luka-lukaku menjadi indah.

Dan untuk hati yang pilu membiru, tak mengapa begitu adanya. 

Tak perlu keras paksa menyembuhkannya. Biarkan pelan-pelan warnanya memudar. 

Laut dan segalanya, dia adalah tempatku bercerita; semua ku tumpah ruahkan disana. 

Aku berkhayal, "memanggil namamu dalam kepiluan ini, tak ada yang menjawabku selain ombak yang berderu."

Aku adalah Biru. 

Akulah langit tempatmu berharap. 

Akulah lautan kemana kau selalu pulang. 

Dan akulah lautan, memeluk pantaimu erat. 

Jumat, 02 Februari 2024

Apa?

    Malam ini, entah kenapa rasanya aku ingin kembali menulis. Sesuatu yang lama tersendat di tenggorokanku. Sesuatu yang sudah lama berenang di kepalaku. Dan sesuatu yang lama mematikanku

    Aku cukup sadar bahwa menjadi dewasa itu tidak semudah yang ku bayangkan. Tidak begitu menyenangkan; Lebih dari itu. Sangat kompleks - Sampai kadang aku saja kebingungan menghadapi beberapa situasi. Tak pernah ada yang memberitahuku sebelumnya.

    Mungkin diriku tak begitu hebat bertahan di tengah tekanan yang ada. Aku lebih suka kabur dari kenyataan, dan bermain di dunia imajinasi ku.
Konyol. Namun untuk tetap waras, begitulah caranya.

Senin, 08 Januari 2024

Balada Puan

 i made a promise to myself. 

harus sekali ku putuskan lingkaran setan ini.

kesadaran dan kewarasan ini, kelak akan membawa ku kehidupan yang ku dambakan. kelak, anak-anak ku atau siapapun manusia kecil yang tengah hidup disekitar ku, dapat tumbuh menjadi manusia indah. 

luka ku cukup sampai dirasakan ku saja. tidak dengan si kecil nanti. 

kini, ku tengah bersiap menjadi waras tuk menang. 


Biruna~

Jakarta, 18/10/21

Senin, 01 Januari 2024

Kisah Tanpa Cerita

 Untuk beberapa babak cerita dalam hidupku, yang tak sempat aku sempurnakan atau ku selesaikan. Maka demikianlah adanya. Aku tak mau lagi keras paksa atau keras kepala pada jalan-Nya Tuhan. Lekas menjauh pada sesuatu yang bukan milikku. Dekatkanlah jika itu takdirku dan punyaku. 


Ulang

Perihal waktu, ada beberapa bagian hidup yang ingin ku ulang kembali.  Menikmati setiap detik yang berlalu, bahagia, tidak ada suara tangis ...