Kamis, 27 April 2023

Yellow

Kamu tahu lagu coldplay yang berjudul 'Yellow'?

Namamu serta kisahmu akan abadi dalam karya ku, buy. 

Aku ingat sekali pertama kali kita bertemu di kota 'ajaib' bernama, Bali. Pertama kali aku terpesona di Pantai Kuta olehmu. Tinggimu melebih ekspetasi ku, yang juga itu yang ku idamkan. 

Hidungmu mancung seperti bule. Aku suka. Bulu matamu juga lentik seperti memakai maskara. 

Aku menyukai semua yang tampak di depan mataku saat itu. Terlebih saat kau meminjamkan sandalmu saat kau memakai motor trail hanya untuk membuat ku tetap memakai alas. Aku hanya bisa tersenyum sambil menahan kegirangan di dalam hati. 

Keesokan harinya aku mengajakmu ke Pantai Double Six hanya untuk menikmati senja pertama kita. Untuk pertama kalinya juga kamu menoel hidungku. Aku tersipu malu. 

Dan hari-hari selanjutnya kita semakin dekat karena kita memilih tinggal bersama. Aku mencintaimu. Begitu juga kamu. Kita memiliki panggilan kesayangan, 'Mabubuy' panggilannya. Artinya my baby, sayangku. Dan rasanya tuntas sudah rasaku kepadamu. Hanya perlu menjaganya sampai waktunya tiba.

Namun ternyata tidak. Aku salah. Kamu hanya bermain-main denganku saja. 24 jam bersamaku rasanya bagimu kurang untuk mendapat cinta atau kasih sayang. Kamu mencari lagi diluar sana. 

Aku kecewa. Namun aku sulit melepaskan. 

Sudah berkali-kali kita coba perbaiki hubungan ini. Namun hasilnya tidak pernah ada. 

Sekali lagi, kamu hanya ingin bermain-main dengan hubungan ini. Sedangkan aku yang sudah terlanjur berharap ada keseriusan harus dipatahkan dengan kenyataan kamu bermain belakang. 

Sampai rasaku yang tadinya senang memaafkanmu walau salah berkali-kali,  menjadi mati rasa. Tak kenal sayang, atau benci. Semua menjadi satu. 

Namun ada saja yang membuatku tetap bertahan denganmu. Banyak saksinya. Tapi untuk yang terakhir ini, Demi Tuhan aku sudah hancur. 

Bukan hatiku saja yang hancur, aku kehilangan jati diri, kepercayaan, kewarasan dan semuanya hancur demi cinta yang tak tahu mau dibawa kemana arahnya. 

Aku seperti bertanya-tanya kepada entah siapa di tengah taman luas tak berujung. Aku mau kemana? Dengan siapa aku? Apakah ini ada akhirnya? Tak kunjung aku temukan jawaban dari dirinya, maupun semesta. 

Menyerah. Aku menyerah. 

Aku menyerah untuk cinta yang semu ini. Aku menyerah untuk manusia yang tak mau mengajakku ke masa depannya. Aku menyerah untuk mempertahankannya. Aku menyerah untuk selamat. 

Meski demikian, untuk terakhir kalinya ku beri dia nasehat yang mungkin berguna baginya setelah aku tak bersamanya lagi. 

Dia menangis. Seperti menyesali semua perbuatannya. Aku bilang, aku sudah mengetahui semuanya. Tak perlu lagi minta maaf. Aku sudah memaafkan. Sekarang, lanjutkan kebiasaanmu itu lagi dengan bebas tanpaku. 

Dia kembali menangis. Merengek memintaku kembali. Aku bilang tidak bisa. Hatiku sudah diambil kepada yang berhak. Aku menemukan sosok ini jauh lebih baik darimu, dan aku melakukannya seperti kau melakukan itu kepadaku. Bedanya, dia lebih layak mendapat keseriusanku ketimbang kamu. 

Sepertinya dia hancur mendengar itu. Aku tak peduli. Berkali-kali dia menangis denganku tak membuatnya berhenti mengecewakanku juga. 

Aku memintanya menyusulku secepat yang dia bisa. Jangan terlalu lama terdiam di tempat kita sekarang.

Aku pergi duluan. 

Lambat laun dia sepertinya menerima aku yang mulai terbuka dengan hubunganku yang baru. Aku sama sekali tak menggubris. Percaya padaku, dia melakukan hal yang sama, hanya saja tak terlihat. 

Walau demikian, semua titik di Bali adalah kita. Kita yang pernah ada.

Aku tak mungkin lupa. 

Kamu, adalah Kuningku,  Mabubuy-ku~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hai! Kasih aku kritik dan saran yah biar aku makin banyak belajar dan berkembang. Terima kasih^>^

Ulang

Perihal waktu, ada beberapa bagian hidup yang ingin ku ulang kembali.  Menikmati setiap detik yang berlalu, bahagia, tidak ada suara tangis ...