Tapi mengapa dadaku mendidih panas saat aku mengingatmu. Padahal aku hanya melihat sepintas bentuk badanmu di tubuh lain orang.
Demi Tuhan aku sudah rela tak sejalan denganmu lagi. Tapi mengapa bayangmu tak pernah larut dalam ingatan. Padahal aku sudah berlari sekuat tenaga dari hari dimana kamu mengecewakanku.
Aku sudah pergi.
Begitu juga hatiku.
Aku yakin satu saat kau 'kan membaca ini. Dan kamu benar, ini untukmu.
Untukmu manusia apatis yang pernah ku kenal.
Untukmu manusia yang selalu menolak ajakan telepon dariku.
Untukmu manusia yang tidak bisa diminta waktunya lebih dari waktu kerjanya.
Jika kamu tahu ini adalah untukmu, ketahuilah bahwa kamu telah berhasil membuat hatiku hancur sejadi-jadinya karena kalimat menohokmu.
Ku tahu itu tiada artinya bagimu. Tapi itu sangat melukai hatiku sangat dalam.
Ketahuilah bahwa sampai aku menulis ini dadaku masih sesak kehabisan sisa sabar yang akarnya mulai mati.
Aku sudah pergi.
Namun aku tidak akan pernah lupa.
Lupa akan sakit yang pernah kau tusuk dengan kalimat serta tindakan darimu yang ku rasa tidak berlandaskan perasaan, melainkan hanya kepentingan egomu yang mulai kehausan dan kelaparan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hai! Kasih aku kritik dan saran yah biar aku makin banyak belajar dan berkembang. Terima kasih^>^